DiLatasi mEm0ri
Malam semakin larut, suasana semakin sunyi, yang terdengar kini hanya suara malam, sesekali desiran angin menerpa pepohonan dan satu dua makhluk Allah terjaga dari tidurnya. Jarum jam yang berdetak semakin menambah kesenyapan malam dan mataQ belum juga ingin terpejam.
Entah mengapa malam ini serasa berbeda,,, relung hatiQ terasa begitu sunyi, aQ tak mengerti mengapa terngiang kembali dengan sangat jelas semua ucapanmu dan masih melekat dengan kuat ekspresi wajahmu… Huffff…
Saudariku… tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Tak teringat lagi telah berapa lama kita berkumpul dalam persaudaraan ini. Semangatmu, tutur katamu, tatapanmu dan juga senyummu sering menjadi cermin bagiQ tuk tetap tegar dalam melangkah di jalan ini. Kebahagiaan yang kau rasakan adalah kebahagiaanQ juga, kesedihanmu adalah kesedihanQ dan lemahnya dirimupun dapat melemahkan diriQ.... (lebaaaaaaaay hehehe)
Terkenang kembali kebersamaan Qt saat itu,,, engkaulah sosok yang tak pernah lelah menyemangati & memperhatikanQ, masih teringat ketika engkau selalu mengingatkanQ bahwa jalan yang Qt lalui memang panjang nan berliku, engkaulah yang selalu menyemangati bahwa perjuangan ini memang membutuhkan pengorbanan, "surga itu mahal loch",,, engkaulah sahabat yang selalu membersamai langkahQ, mengerti keegoisanQ dan selalu ada untuk Q tumpahkan setiap keluh kesahQ,,, hmmmmmmmm masih ingat banget dech Qt nangis bareng di pantai karena seseorang tanpa sengaja menggoreskan luka di hatiQ serta takkan Q lupakan setiap pelukan hangatmu untuk menenangkan riak ombak kekecewaan di hatiQ hehehe
Terima kasih sudah menjadi saudariQ,,,, jazakillah untuk setiap sandaran yang kau berikan,,,, Syukran ukh sudah menampung setiap keluh kesahQ,,, thanks alot untuk setiap airmata dan senyum darimu....
Engkau benar,,, jalan dakwah yang terbentang dihadapan Qt masih panjang. Jalan ini adalah jalan kesusahan dan kesabaran yang berujung pada kebahagiaan. Pengorbanan demi pengorbanan senantiasa dituntut agar dapat istiqomah di jalan ini. Pengorbanan yang meliputi tenaga, waktu, fikiran, perasaan bahkan jiwa dan raga sekalipun merupakan sesuatu yang telah ditetapkan Allah. Para Nabi dan shiddiqin, orang-orang terdahulu dari umat ini, telah meninggalkan jejak pengorbanan yang luar biasa bagi Qt. Namun dibalik kekuatan Qt menghadapi tantangan dakwah ini, Qt membutuhkan ukhuwah dan persaudaraan. Ukhuwah yang akan membuat Qt kuat dan istiqomah.
Tak heran jika dalam sebuah hadist dikatakan: “ Orang mukmin itu ibarat satu tubuh, apabila ada anggota tubuhnya sakit maka seluruh tubuh akan merasakan sakitnya.” Dalam riwayat yang lain juga dikatakan:” Tidak beriman seseorang dari kalian hingga dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya.”
Alangkah indahnya riwayat Rosulullah yang menganjurkan Qt untuk senantiasa menjaga ukhuwah. Sebagaimana juga beliau berkata ” Barangsiapa yang hendak merasakan manisnya iman, hendaklah ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri ”. Di dalam Al Qur’anul Karimpun Allah Azza wa Jalla mengatakan; “ Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.”
Maka sudah seyogyanya Qt senantiasa meletakkan persaudaraan itu diatas yang lainnya. Mengutamakan ukhuwah dari kepentingan pribadi adalah ciri dari seorang mukmin yang baik akhlaqnya. Bahkan ketika Qt kembali menengok sejarah para sahabatpun banyak yang memberikan teladan akan indahnya ukhuwah yang mereka jalani. Masih ingatkah Qt akan kisah Abdurrahman bin Auf ketika hijrah ke Yatsrib tanpa membawa sepeserpun kekayaannya dari Makkah, oleh seorang sahabat Anshar beliau ditawari untuk mengambil sebagian hartanya, bahkan isterinya sekalipun akan diceraikannya dan akan dinikahkan dengan beliau. Juga kisah tiga orang sahabat pada perang Uhud, mereka lebih mengutamakan yang lainnya daripada dirinya sendiri yang sangat membutuhkan seteguk air dan akhirnya mereka semuanya syahid tanpa meminum air setetespun. Dan masih banyak lagi kisah indahnya ukhuwah diantara para sahabat yang kesemuanya mengajarkan pada Qt betapa pentingnya nilai dari persaudaraan ini.
Indahnya ukhuwah karena Allah yang dilandasi semangat ta’awun dan tanashshuh (saling menolong, mengingatkan atau menasehati) ini insya Allah akan abadi. Bahkan Allah Ta’ala akan memberikan naunganNya pada saat tidak ada lagi tempat bernaung selain naunganNya, yaitu di padang Mahsyar kelak. Orang-orang yang bercinta dan bersaudara karena Allah, disediakan bagi mereka mimbar-mimbar dari cahaya. Sebaliknya, persaudaraan tanpa dilandasi keimanan pada Allah akan mejadi musuh satu sama lain, seperti yang digambarkan Allah Ta’ala dalam firmanNya:
“ Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya.” (Qs.Abasa;34-36)
Saudariku… Qt membutuhkan persaudaraan yang kuat, ukhuwah yang utuh dan tidak mudah goyah apalagi hanya karena prasangka belaka. Berbaik sangka adalah modal utama dalam menjaga ukhuwah Qt. Bukankah Qt hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Apa yang terjadi diantara Qt adalah sunatullah. Ada-ada saja hal yang akan menguji kesabaran dan keimanan Qt. Ketika ada masalah diantara Qt, marilah Qt selesaikan dengan musyawarah dan kekeluargaan. Jangan sampai buruk sangka membuat Qt kehilangan kesabaran dan akal sehat. Buruk sangka hanya akan membakar emosi Qt, menggerogoti iman dan menyakitkan hati, Sehingga persaudaraan akan berubah menjadi permusuhan, kedengkian, dan memunculkan rentetan penyakit hati lainnya.
Ukhuwah merupakan ikatan yang mengikat kaum muslimin antara yang satu dengan yang lainnya. Ukhuwah islamiyah merupakan ikatan yang yang diikatkan oleh Allah swt di langit. Sehingga ukhuwah islamiyah ini menjadi benang yang merangkai seluruh kaum muslimin dengan rangkaian otomatis. Ukhuwah islamiyah membentuk perjanjian yang sangat berharga. Dengan ukhuwah ini seorang muslim berhak memberikan pertolongan pada muslim lainnya, menasehatinya, membantu memecahkan kesulitannya serta saling menghormati dan saling menghargai relativitas masing – masing sebagai sifat dasar kemanusiaan, sebagai perbedaan pemikiran, sehingga tidak menjadi penghalang untuk saling membantu atau menolong karena diantara Qt terikat suatu keyakinan dan jalan hidup yaitu Islam.
Seseorang yang menempuh perjalanan dan mengabdikan diri dalam ukhuwah islamiyah akan mendapatkan keutamaan dunia dan akhirat. Wajah mereka berseri-seri terkena pantulan cahaya iman. Dosa-dosa mereka berguguran laksana daun-daun yang berguguran dari pohon kering yang ditiup oleh angin kencang.
“ Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu saudaranya yang muslim, lalu ia memegang tanganny(berjabat tangan), gugurlah dosa-dosa keduanya sebagaimana gugurnya daun dari pohon kering yang ditiup angin kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih dilautan.”(HR.Tabrani).
Allah melindungi mereka dan menetapkannya dalam naungan Arsy pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya. Allah menyirami mereka dengan telaga cinta-Nya, menempatkan di dalam surgaNya yang luas. Mereka menjadi manusia yang dapat meresapi manisnya iman dan islam.
Dulu aQ, Engkau dan mereka pernah menjadi Qt. Disatukan dalam keindahan ragam warna sang pelangi, belajar menilik ciNta pada univesitas kehidupan. Namun sekarang Semua sudah berbeda, Qt hidup dalam impian yang tak lagi beriringan. suatu hari nanti saat Qt betemu dalam sebuah persinggahan tetaplah menjadi saudaraQ karena Qt pernah menjadi Qt dan Qt akan tetap menjadi Qt meski dalam langkah yang berbeda
Dedicated to every love that greeted me ^_^
0 comments:
Posting Komentar