dReam c0mes truE
Teringat kembali buku berjudul "Orang Miskin Dilarang Sekolah" Ironis nan satire... tapi masihkah paradigma kita dihantui kelakar tersebut? Bahwasanya biaya pendidikan nasional yang sangat mahal membuat presentase kalangan tak berpunya untuk melanjutkan pendidikannya hingga jenjang perguruan tinggi sangat mustahil ditambah beban hidup yang semakin melambung setiap harinya. Kini saatnya tuk bangkit... Jangan mau dijajah oleh pola pikir tersebut karena banyak keberhasilan tanpa limpahan materi. Kunci sukses menurut penulis Negeri 5 Menara adalah Kesugguhan.
Bagi mereka, biaya pendidikan di tingkat manapun bisa disiasati dan dikumpulkan dengan berbagai cara, asal tekun, tekad kuat dan sanggup bekerja keras. Di salah satu episodnya Kick Andy Show pernah menampilkan wajah-wajah sukses Indonesia yang berlatar belakang keluarga kurang mampu. Siapa yang tak kenal Prof Rhenald Kasali Phd atau Prof Azumardi Azra atau Prof Yohannes Surya Phd?? Mereka telah diakui sebagai pakar di bidang mereka masing-masing baik nasional maupun internasional.
Rhenald, Guru Besar FE UI. Harus melalui masa kecil dalam kondisi perekonomian keluarga sangat terbatas. Ia terbiasa berangkat sekolah sejak pukul setengah lima pagi untuk berlari-lari mengejar bis karena jarak rumah dan sekolah yang lumayan jauh. Ia juga tak pernah bisa memakai seragam baru karena sang ibu hanya sanggup membelikan seragam dan sepatu bekas. Ia pun pernah mengalami pahitnya tinggal kelas saat kelas V SD. Namun semua tang mengendorkan semangatnya yang besar untuk terus sekolah hingga akhirnya ia mampu menamatkan SMAnya. Berbekal uang 10000, ia nekat membeli formulir pendaftaran kuliah. Saat diterima di UI, ia harus dihadapkan pada kesulitan membayar biaya kuliah. Namun ia terus berusaha dan bekerja keras untuk bisa membiayai kuliahnya serta berburu besiswa. Minat belajarnya tak berhenti ketika gelar kesarjanaan telah diraihnya. Ia kemudia terus berburu beasiswa untuk bisa meneruskan kul S2 dan S3. Perjuangan dan kerja kerasnyapun tak sia-sia . Melalui beragam kisah dan pengalaman unik akhirnya ia mampu meraih gelar doktor di University of Illinois, AS.
Di saat yang berbeda, kisah hidup Prof Azumardi Azra pun tak kalah serunya. Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah ini lahir di Padang, berayahkan seorang Tukang kayu dan batu denga ibu seorang guru agama. Ia dekat dengan segala keterbatasan ekonomi, namun visi dan misi hidupnya begitu besar terhadap pendidikan. Dengan pendidikan dari orang tuanya serta kecintaan terhadap pendidikan, ia siap kerja serabutan di bengkel mobil hingga jadi tukang jahit di sela-sela sekolahnya untuk menambah uang saku. Kerja jersnya terus belanjut hingga ia mampu membiayai biaya kuliahnya di Jakarta. Lulus S1 ia lalu memantapkan niat untuk melanjutkan S2 dan S3. Pejuangan keras dan berbagai kisah pun mengiringi perjalanan hidupnya saat diterima kuliah di Columbia University, AS serta menafkahi sang istri hingga meraih gelar doktor.
Beratnya hidup untuk terus melanjutkan pendidikan setinggi mungkin serta keluar dari kemiskinan membuat Prof kita yang satu ini terbiasa bangun jam 3 pagi, membantu sang ibu membuat kue jajanan. Berawal dari ketertarikannya pada Ilmu Fisika justeru menjadi kunci kesuksesannya. Saat lulus SMA ia harus memutar otak untuk menyiasati biaya kuliah. Ia bersaing untuk masuk perguruan tinggi PMDK serta memilih jurusan yang paling sedikit peminatnya yakni Fisika. Klop sudah, ia diterima masuk UI. Namun untuk menutupi kebutuhannya ia membuka les privat untuk SMA dan akhirnya ia diikutkan dalam olympiade Fisika dan meraih juara. Motto hidupnya adalah Semesta Mendukung. Beliaulah Prof Yohannes Surya, Rektor Univ Multimedia Nusantara, doktor lulusan Physics departemen on College of William 'n Mary AS.
Bagaimana dengan kita... Akankah menyerah atau terus berjuang seperti mereka???
Membaca itu seru
" Membaca sebuah buku adalah menelusuri padang luas pengetahuan, setiap halamannya mengajarkan kebajikan, mereka membuat kita berfikir, tertawa dan menangis. mereka menjawab pertanyaan kita dan menciptakan sahabat terbaik. kecil gemar membaca, dewasa kian bijaksana. "
Begitulah ungkapan seorang Dauzan Farook tentang membaca. kalimat sakti tersebut dihasilkan melalui perasan membaca banyak buku. sejak muda hingga renta, meskipun harus berkacamata rangkap 2 plus kaca pembesar tapi semangat untuk membaca dan berbagi pada sesama tak punah. Mengapa harus membaca???
Karena membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.
Tapi kenapa sebagian besar kita tidak suka membaca?? Yach,,, mungkin salah satu jawabannya ialah anggapan bahwa manfaat secara langsung dari buku yang dibaca tidak banyak atau tidak Qt rasakan secara langsung. Dengan kata lain, pengetahuan yang diperoleh itu tidak boleh digunakan dalam kegiatan atau aktivitas sehari”. Ada pula yang merasakan bahwa membaca atau tidak, tak merubah apapun, keadaannya tetap seperti itu.
Kemungkinan penyebab lainnya ialah, karena kita hanya sekadar membaca tetapi tidak mampu mencerna isi kandungan buku yang sudah dibaca. Mungkin juga karena kebanyakan kita membaca hanya ikut-ikutan sehingga tidak fokus. Akibatnya, waktu terbuang begitu saja tanpa mengetahui apa yang telah kita baca sehingga kita tidak merasakan manfaatnya.
Penyebab lain ialah faktor budaya atau kebiasaan orang-orang kita. Masyarakat Jepang atau negara-negara maju lain, tidak begitu aneh apabila kita melihat mereka senantiasa mengapit dan membaca buku di tempat” umum sambil menunggu bus, taxi dll. Disebabkan masyarakat kita tidak terbiasa dengan budaya tersebut, kita merasa aneh dan janggal ketika orang lain yang bukan pelajr membawa buku kemana” bahkan tak jarang menyindir.
Namun demikian, kita tidak perlu bersikap pesimis, sebaliknya optimis dan yakin pasti suatu ketika nanti semuanya akan berubah. Biarkan waktu menjadi penentu kapan perubahan itu berlaku. Mulai dari sekarang lebih baik kita membuka langkah dengan memulai dari diri kita sendiri. Sebab, hanya dengan membaca akan mampu merubah dunia, paling kurang merubah perilaku diri kita sendiri.
Membaca tidak sekedar memperluas cakrawala pengetahuan dan buku bukan hanya merupakan jendela dunia seperti yang sering kita dengar. lebih dari itu, di dalam buku terdapat hidup dan kehidupan itu sendiri. membaca tak sekedar suatu kegiatan yang ditambahkan, melainkan yang berjalin dengan makna teks. Dengan membaca kita akan diperkaya daya imajinasi dan pengalaman emosional, memenuhi kebutuhan ekspresi diri melalui proses identifikasi serta memberikan pendidikan moral pada diri tanpa merasa digurui, yang secara langsung telah mempekaya cakrawala mental kita. So yang tak kalah penting membaca akan memberikan persiapan apresiasi sastra dalam kehidupan kita kelak setelah dewasa.