Sabtu, 26 November 2011
SpiRit of HijRiah
Ribuan tahun silam,,, khalifah Umar bin Khattab berniat untuk
mengkalenderkan tahun Islam, beliau memusyawarahkan hal tersebut bersama para
sahabat. Menentukan momentum apa yang paling tepat untuk dijadikan patokan awal
tahun tersebut. Apakah kelahiran Rasul, diangkatnya Muhammad saw menjadi Rasul,
wafatnya Rasul, atau Hijrah Rasul dari Makkah ke Madinah? Hingga akhirnya
mereka menyepakati bahwa Hijrah merupakan event paling tepat untuk
mengawali sistem kalender Islam tersebut, dan kini Qt mengenalnya dengan
sebutan kalender Hijriyah.
Jika kita sadari, esensi hijrah itu sendiri bukanlah sekedar
eksodus umat Islam dari Makkah menuju Madinah, melainkan upaya penyelamatan
ideologi bersama dari serangan kaum kafir Makkah, yang akhirnya teritorial
Madinah dapat dijadikan markas untuk aplikasi hukum Islam dalam bentuk
ibadah-muamalat hingga urusan keluarga dan Negara.
Oleh karenanya bukan tanpa alasan jika Umar bin Khattab menjadikan
Hijrah sebagai tonggak sejarah umat Islam. Itulah yang perlu kita sadari
sekarang, bahwa kita sebagai umat Islam memiliki kesepakatan akidah yang sama,
syariat yang sama, dan tujuan yang sama. Maka apa pun perbedaan yang terjadi
antara umat Islam selama itu hanya berkisar tentang “kulit luar” saja tidaklah
perlu dijadikan alasan untuk berpecah-belah. Salah satu sebab yang memicu
terjadinya perpecahan tak jarang berangkat dari ikhtilaf cabang
syariat yang pada dasarnya itu merupakan konsekuensi logis dari upaya pemahaman
para mujtahid terhadap Al-Qur’an maupun Sunnah. Bahkan perbedaan telah terjadi
jauh ketika masa Rasulullah dan para salaf shalih. Namun demikian, perbedaan
pendapat tersebut tak mencegah mereka untuk tetap menjadi saudara seiman yang
tetap rukun.
Di tahun baru ini, sejatinya kita terus berusaha untuk menjadi
hamba Allah SWT yang taat pada perintah_Nya, dengan menjalankan semua kewajiban
dan menjauhi segala larangan_Nya. Dan bukanlah Allah SWT telah berfirman bahwa
manusia adalah hambanya yang memiliki tugas untuk beribadah. Kalaulah
ditahun-tahun sebelumnya kita masih sering dilenakan dalam kubangan dosa, maka
marilah kita kejar kekurangan-kekurangan itu dengan semangat memperbaiki diri
menuju kesempurnaan, baik itu dalam beribadah, bekerja, bermasyarakat, dan
berkreasi.
Jika dimasa silam kita masih melakukan berbagai kemaksiatan, maka
kini saatnya kita mengganti kemaksiatan itu dengan semangat memprbanyak
amalan-amalan saleh. Kapan lagi kita memperbaiki diri, kalau bukan dimulai dari
sekarang? masih pantaskah kita menundanya? Padahal kita tidak tahu kapan
kehidpan didunia ini berakhir?. Dan juga ingatlah!.......bahwa Allah SWT tidak
menjadikan kehidupan didunia ini abadi, firmannya dalam alquran, surat al-anbya
34-35 : “ Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang
manusiapun sebelum kamu Muhammad, maka jika kalau kamu mati, apakah mereka akan
kekal? Tiap-tiap bernyawa akan merasakan mati, kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kepada kamilah kamu sekalian
dikembalikan “. Ayat diatas dengan begitu gamblang menjelaskan bahwa
kehidupan didunia ini tidak kekal, dan semua yang bernyawa pasti akan merasakan
kematian.
Satu hal menarik tatkala kita memasuki tahun baru adalah munculnya
kesadaran baru dalam diri kita. Kesadaran akan banyak hal. kesadaran akan
berkurangnya jatah usia bagi kita. Sementara investasi pahala untuk simpanan di
akhirat masih sangat tipis jika dibandingkan dengan nikmat Allah yang setiap
detik selalu mengalir tanpa henti.
Dari segi ini saja kita seharusnya merasa malu, di mana kita yang
mengaku sebagai hamba Allah tetapi dalam banyak hal orientasi kita menkonsumsi
nikmat-nikmat Allah dan lupa bersyukur kepadaNya, bahkan kita sering
mengaktualisasaikan diri kita sebagai hamba dunia. Kita masih saja lebih banyak
sibuk menginvestasi kepentingan dunia dari pada investasi untuk akhirat.
Dengan datangnya tahun baru ini, semoga semangat untuk membangun
kemegahan akhirat lebih kuat dari semangat untuk membangun kemegahan dunia.
Kedua, pada tanggal 1 Muharram kita menyaksikan suatu perubahan waktu yang
ditandai oleh pergeseran alam, yaitu munculnya bulan sabit tahun baru di ufuk
barat. Dari sini kita menyaksikan diri kita berjalan seirama dengan perjalanan
segala wujud di alam ini. Allah SWT yang menciptakan semua mahluk, selalu
mengajarkan kita agar senantiasa memperhatikan kebesaraNya dengan menyaksikan
ketaraturan dan kerapian ciptaanNya di alam semesta ini. Untuk itu kita
diajarkan pula agar dalam menjalani ibadah kepadaNya selalu memperhatikan
waktu-waktu tertentu yang sejalan dengan perputaran tata surya.
"Happy New Year,,,
Keep Istiqamah"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar